Fungsi Sensor CKP dan CMP + Cara Kerjanya

Fungsi CKP dan CMP sensor - Salah satu sensor pada mesin EFI adalah CKPs dan CMPs. Beberapa dari anda mungkin sudah tahu kalau kedua sensor ini memiliki kesamaan yakni untuk mendeteksi posisi crankshaft dan camshaft. Lantas bagaimana cara kerjanya ?

Pengertian CKPs adalah sebuah perangkat elektronika yang dipakai untuk melakukan pengukuran kecepatan mesin atau RPM mesin. Fungsinya, jelas sebagai acuan oleh beberapa komponen seperti busi dan injektor untuk bekerja.

Mengapa mesin EFI perlu sensor CKP ?

Kita tahu, kalau mesin-mesin efi itu tidaklah menggunakan distributor pada sistem pengapian dan bahan bakar juga keluar dari injektor yang terbuka hanya saat langkah hisap.

Pertanyaannya, mengapa busi dan injektor bisa bekerja pada langkah yang sesuai dengan segala RPM ? inilah tugaa dari CKP sensor.

ECU memang yang menentukan timming pembukaan injektor dan timming busi. Tetapi, ECU memerlukan sinyal dari CKP sensor untuk menentukan interval pembukaan injektor dan penyalaan busi.

Sementara pengertian CMP sensor adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur kecepatan camshaft atau poros nok. Fungsi sebenarnya dari CMP sensor adalah untuk mendeteksi posisi TOP 1 silinder 1 pada mesin.

Konstruksi CMP sensor, hampir sama seperti crankshaft sensor. Hanya saja tidak ada roda gigi yang rapat seperti CKP. Sensor CMP hanya memiliki satu tonjolan pada rotor sensor yang menunjukan posisi TOP silinder 1.

Pada mesin-mesin DOHC bisa saja ada dua buah CMP dengan fungsi sama-sama mendeteksi posisi TOP silinder 1.

Bagaimana Cara Kerja Sensor CKP dan CMP ?


Sensor CKP dan CMP bekerja dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Jadi, sensor ini bekerja seperti altrenator yang menghasilkan arus listrik hanya saja sensor ini memiliki bentuk dan kapasitas lebih kecil.

Ada dua komponen utama dalam sensor ini, yakni rotor dan startor. Rotor terbuat dari bahan logam yang memiliki tonjolan, sememtara stator terbuat dari permanent magnet.

Posisi stator ada didepan rotorm jadi kemagnetan pasda magnet permanent akan mengenai rotor secara terus menerus. Saat tonjolan rotor mengenai kemagnetan, ada perbedaan kekeuatan magnet yang membuat adanya sinyal PWM.

Frekunsi PWM yang dihasilkan ini akan menunjukan berapa kecepatan crankshaft berputar. Selanjutnya sinyal PWM dikirimkan ke ECU sebagai data kecepatan mesin yang akan diolah.

Peletakan tonjolan pada rotor CKP s juga tidak sembarangan. Junlah tonjolan biasanya mengikuti jumlah silinder mesin, dengan sudut tonjolan sesuai dengan timming pengapian.

Sehingga saat tonjolan rotor mengenai kemagnetan maka itu merupakan timming pengapian bagi salah satu silinder.

Bagaimana cara menentukan FO (fairing order) ?

Ini adalah tugas dari CMPs. Camshaft sensor juga secara umum sama bentuknya hanya saja pada sensor cmp hanya ada satu tonjolan yang diletakan sesuai TOP silinder satu.

Jadi saat tonjolan rotor camshaft menyentuh kemagnetan, maka itu tandanya piston pada silinder 1 ada di posisi kompresi (TMA). Data ini kemudian digunakan untuk mengapkikasikan FO yang telah diset secara otomatis oleh ECU.

Dari penjelasan diatas, bisa kita simpulkan kalau sensor CKP dan CMP itu memiliki cara kerja yang hampir sama. Namun, berbeda fungsinya. Perbedaan sensor CKP dan CMP terletak pada sinyal PWM yang dikirimkan. Kalau sensor CKP itu bisa empat kali sinyal yang bisa terkirim dalam satu siklus, sementara CMP hanya satyu sinyal.

Demikian artikel lengkap dan jelas mengenai fungsi dan prinsip kerja sensor CMP CKP pada mobil, semoga bisa menambah wawasan kita semua.