12 Komponen Abiotik Beserta Pengaruhnya Pada Ekosistem

Dalam sebuah ekosistem, disusun oleh dua kelompok besar yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah istilah yang merujuk pada benda-benda hidup (organisme) sementara komponen abiotik merujuk pada benda-benda mati (tidak hidup).

Lalu apa saja yang masuk dalam komponen abiotik dalam ekosistem ? mari kita bahas bersama.

Pengertian Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah kelompok penyusun ekosistem yang berasal dari benda mati (non-organisme). Meskipun dari benda mati, komponen-komponen ini memiliki andil yang sangat besar terhadap keberlangsungan ekosistem.

10 Komponen Abiotik Dalam Ekosistem


1. Suhu

Suhu memiliki pengaruh terhadap ekosistem karena dengan adanya suhu, makhluk hidup dapat bertahan hidup. Hal ini dikarenakan reaksi kimia didalam tubuh dipengaruhi oleh kualitas suhu. Makhluk hidup umumnya dapat hidup dengan nyaman pada rentang suhu 0 sampai 40 derajat celcius.

Ini karena diatas suhu 40 derajat celcius, protein akan terurai dan rusak. Namun ada beberapa makhluk hidup yang mampu hidup dibawah suhu 0 derajat atau diatas 40 derajat.

Hewan berdarah panas lebih kuat bertahan pada suhu dingin karena memiliki bulu yang juga lebat. Bulu lebat ini juga merupakan hasil dari reaksi kimia tubuh yang dingaruhi suhu sekitar. Bulu hewan didaerah dingin akan lebih tebal untuk mengantisipasi suhu dingin yang menyegat.

Inilah faktor suhu terhadap lingkungan ekosistem, biasanya penyesuaian suhu juga dilakukan untuk menghasilkan organisme yang baik. Contohnya dalam peternakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu antara lain ;

  • Waktu penyinaran
  • Posisi matahari terhadap titik tertentu
  • Cuaca


2. Cahaya

Intesitas cahaya matahari menjadi sumber energi utama dalam ekosistem. Ini dikarenakan, tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis, artinya tanpa matahari maka tanaman tidak bisa berfotosintesis yang artinya tak ada makanan.

Selain itu, cahaya mahatahari akan mempengaruhi komponen abiotik lain. Seperti ;

  • Kelembaban udara yang akan lebih lembab apabila cahaya kurang
  • Suhu bisa lebih dingin apabila intesitas cahaya kurang
  • Pergerakan angin juga bisa dipengaruhi oleh perbedaan intesitas cahaya


Dengan kata lain, pengaruh sinar matahari ini sangatlah vital didalam ekosistem.

3. Udara

Udara menjadi komponen abiotik yang juga cukup penting dalam keberlangsungan kehidupan. Sebagai contoh, manusia memerlukan oksigen untuk bernafas. Tanpa oksigen, manusia tidak bisa bernafas dan kehidupan akan punah.

Selain oksigen, tanaman memerlukan karbondioksida. Tanpa karbondioksida, maka tanaman tidak akan berbuah yang artinya tak ada makanan dan kehidupan juga bisa punah.

Sementara itu oksigen dan karbondioksida juga merupakan jenis dari udara. Selain dua jenis udara tersebut, ada lapisan udara lain yang menyelimuti bumi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dihasilkan matahari.

4. Kelembaban

Kelembaban udara akan mempengaruhi kemampuan bertahan hidup makhluk hidup, karena kelembaban udara ini mempengaruhi proses penguapan air didalam tubuh organisme.

Pada tanaman, kelembaban udara juga diperlukan untuk menjaga tanaman tersebut dari kekeringan. Sehingga berpengaruh juga terhadap makanan yang dihasilkan makanan.

Namun setiap tanaman memiliki standar kelembaban yang berbeda, apabila kelembaban udara tidak sesuai maka akan berdampak pada tanaman tersebut. Contohnya saat proses perkecambahan, apabila kelembaban tinggi maka pertumbuhan pohon akan terganggu karena tidak seimbang antara udara dan cahaya.

5. Air

Air adalah sumber kehidupan, ungkapan itu memang ada dasarnya. Karena memang organisme apapun tidak bisa hidup tanpa adanya air.

Karena hal itulah, air menjadi komponen abiotik yang cukup vital. Hampir semua makhluk hidup perlu air, tapi kebutuhan air tiap organisme itu berbeda-beda. Dan perbedaan ini akan mempengaruhi cara hidup organisme tersebut.

Misal didaerah gurun yang miskin air, maka organisme diarea itu memiliki konsumsi air yang cukup rendah. Selain itu, untuk tanaman akan beradaptasi dengan memiliki daun tebal untuk menyimpan air dan agar proses penguapan bisa lebih lambat.

Beberapa fungsi air antara lain ;

  • Sebagai pelarut zat mineral
  • Sebagai kebutuhan minum bagi manusia
  • Sebagai tempat hidup organisme yang tinggal didalam air
  • Untuk tanaman diperlukan untuk pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji.


6. Ph atau Keasaman

Keasaman atau Ph yang terkandung didalam tanah maupun air dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme yang tinggal didaerah tersebut. Beberapa organisme dapat hidup pada lingkungan asam, ada pula yang dapat hidup pada lingkungan netral dan ada pula yang hidup pada lingkungan basa.

Perbedaan tingkat keasaman, akan menyebabkan perkembangan tanaman cacat hingga mati. Sehingga tak heran, ada beberapa tanaman yang cocok ditanam pada daerah tertentu dengan atmosfer yang sama.

7. Arus Air

Arus air akan mempengaruhi jenis organisme apa yang hidup didaerah tersebut. Untuk sungai dengan arus besar, maka hanya ada hewan yang mampu berenang yang sanggup bertahan.

Sementara untuk hewan yang tidak bisa berenang tinggal pada daerah yang tidak memiliki arus besar. Ini merupakan salah satu bentuk adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya.

8. Tanah

Tanah akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada pada ekosistem. Ada berbagai jenis tanah yang kita kenal, dan tiap jenis tanah juga mempengaruhi jenis organisme yang hidup.

Secara umum, dalam sebuah ekosistem tanah akan memberikan beberapa fungsi seperti ;

  • Sebagai tempat organisme menetap dan tumbuh
  • Menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman


9. Angin

Angin akan mempengaruhi kelembaban udara pada suatu ekosistem, selain itu angin juga menjadi aktor yang menyebarkan biji tanaman.

Kecepatan angin, akan mempengaruhi jenis organisme yang hidup pada sebuah ekosistem. Misal untuk daerah yang memiliki kecepatan angin tinggi seperti dipantai maka tanaman yang sanggup bertahan adalah tanaman-tanaman berakat kuat serta batang elastis sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan.

10. Ombak

Gelombang air laut ini lebih bisa dirasakan pada daerah yang berdekatan dengan pantai. Sama dengan komponen abiotik laiinnya, kecepatan gelombang air laut ini juga akan mempengaruhi jenis organisme yang tinggal didaerah itu.

Secara umum, semua komponen-komponen abiotik diatas dapat mempengaruhi cara hidup hingga bentuk fisik dari organisme yang tinggal. Ini karena makhluk hidup memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungannya, sehingga semakin beragamnya komponen abiotik juga akan membuat spesies organisme yang beragam.

Sekian artikel tentang komponen abiotik dalam ekosistem beserta contohnya. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.
Latest