Fungsi Dial Indikator dan Cara Menggunakannya

Dial indikator (dial gauge indicator) adalah salah satu alat ukur teknik yang sering digunakan pada ranah enginering. Khususnya dibagian pemesinan alat ukur ini dipakai dalam meneliti akurasi terhadap benda kerja.

Fungsi dial indikator ada beberapa yakni ;

  • Mengukur kerataan permukaan sebuah benda datar
  • Mengukur kerataan permukaan sebuah poros
  • Mengukur kebengkokan atau keolengan suatu poros
  • Meneliti apakah suatu poros sudah bulat sempurna atau ada bagian yang oval.


Meski banyak kegunaannya, dial indikator ini sering dipakai untuk melakukan pengukuran terhadap poros. Khususnya pada ranah otomotif, sebuah bengkel wajib memiliki dial indikator karena komponen mobil dari mesin hingga poros roda ada banyak sekali poros.

Contoh penggunaan dial indikator pada bengkel adalah untuk ;

  • Mengukur poros transmisi, ini biasa dilakukan untuk menganalisa apakah poros transmisi masih berfungsi normal atau perlu diganti.
  • Mengukur kebengkokan camshaft dan crankshaft, ini juga dilakukan untuk menganalisa apakah kedua poros ini masih dapat berfungsi normal atau tidak.
  • Mengukur diameter silinder, meski ada mikrometer namun mengukur diameter mesin itu menggunakan dial indikator karena dapat mengukur hingga diameter bagian paling bawah sekalipun.


Selain tiga hal diatas, masih banyak lagi kegunaan dial indicator baik di dunia otomotif maupun di ranah lainnya.

Bagian bagian dial indikator dan fungsinya


  1. Gauge head, berfungsi sebagai titi tumpu yang akan bersentuhan dengan benda kerja.
  2. Spindle, batang yang mampu bergerak keluar masuk stem sesuai permukaan yang diukur.
  3. Stem, merupakan frame atau pembungkus spindle untuk memastikan pergerakan spindle tegak lurus.
  4. Dial scale, skala utama yang dipakai untuk melihat hasil pengukuran.
  5. Long hand, jarum panjang yang akan menunjukan nilai dari jarak pergerakan jarum.
  6. Short hand, jarum pendek yang akan bergerak ketika long hand bergerak satu putaran penuh, satu putaran long hand berarti spindle bergerak 1 mm maka short hand akan menunjukan angka satu.
  7. Limitter, berfungsi untuk memposisikan ulang skala dial untuk melakukan kalibrasi dial indikator.
  8. Fine adjustment, merupakan pengunci dari limitter agar tidak berputar ketika dial gauge digunakan.
  9. Part pendukung terdiri dari dial stand dan magnetic leg yang sama –sama berfungsi untuk menopang dial indikator dengan posisi yang fleksibel.


Cara menggunakan dial indikator


Untuk melakukan pengukuran menggunakan dial indikator akan lebih baik apabila benda yang akan diukur dilepas dan diletakan pada V blok. Ini karena dial indikator bisa berdiri pada permukaan logam dan posisi antara benda kerja dan spindle harus 90 derajat (tegak lurus).



  1. Pertama siapkan satu meja perata dan dua buah V blok
  2. Letakan benda kerja yang akan diukur ditopang menggunakan V blok sehingga kalau benda kerja berupa poros bisa diputar dengan bebas.
  3. Letakan dial indikator pada permukaan meja perata (berbahan besi) dengan mengaktifkan fungsi lock leg pada magnetic leg agar dial indikator bisa berdiri tanpa goyah.
  4. Posisikan dial indikator agar spindle menyentuh benda kerja (hingga long hand berputar ½ putaran) dan sudut antara sumbu poros dan spindle harus 90 derajat (saling tegak lurus)
  5. Kendorkan fine adjustment lalu putar limitter hingga skala 0 berada pada long hand, setelah sudah kencangkan kembali fine adjustment.
  6. Mulai putar poros, nantinya long hand akan bergerak sesuai permukaan yang dibaca. Perhatikan gerakan terjauh dari long hand maka itulah hasil pengukurannya.


Mudah bukan cara menggunakan dial gauge indikator, semoga bisa menambah wawasan kita.